Dearest Kakak Naz, Bang Baran dan Dek Atha,
Abi mau rajin nulis-nulis lagi nih di blog ini aaahh. Setelah
blognya mati suri sekian lama karena Abi kehilangan semangat nulis gegara kasus
blognya didelete entah kenapa yang bikin Abi jadi kesal bukan kepalang. Tuh
liat di pojokan sana sarang laba-labanya mulai berserak. Olala…
Kangen sangat menuliskan perkembangan kalian di sini. Merekam
lewat kata semua kebandelan-kebandelan kalian, kepolosan, kenakalan dan
kelucuan kalian yang membuat Abi selalu jadi belajar sangat banyak. Pengennya
Abi nih ya… nulis di sini setidaknya sepekan sekali. Semuanya tentang kalian
bertiga. Tentang tumbuh kembang kalian yang semakin hari semakin mencengangkan.
Tentang celotehan-celotehan kalian yang seringnya membuat hati Abi menjadi
hangat. Tentang kesenewenan Abi kalo kalian lagi demam tinggi. Tentu saja Abi
juga pengen curhat di sini tentang kegemasan, kegelisahan dan kegusaran Abi
ketika kalian sedang bandel, nakal atau sulit diatur. Yang tentu saja
kadang-kadang membuat Abi jadi kesal, pengen marah, pengen menggerutu…pengen
ngamuk-ngamuk kayak Kapten Haddock.
Singkatnya…bagaimanapun tingkah polah kalian, buat Abi kalian
selalu menjadi anugerah terindah yang pernah Abi miliki, the apple of my eyes,
a thousand splendid suns, you are my guiding star, my shining light… I love you
babies. Eh…malah jadi ga singkat ya.
Dan semuanya berawal di bulan Mei…
552005 – 552016
Bulan Mei tak akan lepas dari anniversary pernikahan Abi dan
Umi. Tahun ini 5 Mei 2016 usia pernikahan Abi dan Umi sudah berjalan 11 tahun.
Tentunya penuh lika liku yang bisa jadi satu novel tersendiri kalo diceritakan.
Ibarat masakan udah kayak garang asam gitu kira kira. Gurih, asem, manis, pedas
dan garang !!! Grhhh….Tapi pastilah pencapaian termegah selama 11 tahun
pernikahan ini adalah kalian, guys…!
Kalo ibarat masakan lagi, kalian itu kayak lontong medan, warna-warni dan
macam-macam asesoriesnya yang bikin nagih buat disantap.
12 Mei…hari kelahiran si sulung, kakak Naz. Yeiii tahun ini Shahnaz 10 tahun.
Memiliki anak sulung perempuan yang kini berusia 10 tahun itu ngeri ngeri sedap rasanya.
Shahnaz…satu-satunya anak yang
Abi saksikan langsung proses kelahirannya. Iya…Abi hadir langsung di ruang
operasi 10 tahun lalu di RS Pasar Rebo Jakarta Timur hari Senin, 12 Mei 2006
jam 18.30. Begitu dikeluarkan dari belahan perut Umi langsung terlihat sesosok
makhluk mungil berambut lebat, bersih, cantik tiada tara, dengan jeritan tangis
pertama yang terdengar sangat merdu di telinga. Abi langsung jatuh cinta pada
pandangan pertama. Serta merta terkoneksi secara lahir batin. That’s my baby, I deeply recognize her (soalnya
hidungnya sama sama cengar). Gak akan tertukar dengan belasan bayi lain yang
“ikut-ikutan” lahir di RS itu .
Si bayi itu sudah tumbuh jadi gadis besar sekarang. Sudah 10 tahun…amboiiii! Mewarisi kekeraskepalaan Abinya sekaligus kerumitan Uminya (atau sebaliknya?!)
Namun pula sarat keistimewaan yang perlu selalu dikelola.
Kakak Naz yang sekarang mengaku tomboi dan tidak suka berdandan. Mengklaim dirinya punya cubitan dahsyat yang bisa bikin nyeri luar biasa. Merasa ia mampu berlari paling cepat dibandingkan teman-temannya. Naz itu lebih suka beraktivitas yang dinamis – bergerak ke sana ke mari. Yang paling ia tidak suka jika disuruh Abi duduk lama di meja belajar menulis atau membaca buku pelajaran. Dia lebih senang belajar sambil tidur selonjoran di lantai. Meski demikian menurut Abi, walau agak ogah-ogahan belajar dan membaca buku tapi Naz itu cerdas, hafalan qurannya juga sudah lumayan banyak sekarang. Bagi Naz membaca buku pelajaran itu bukanlah aktivitas yang penting penting banget. Hal ini sering membuat Abi jadi kelimpungan.
Dearest Kak Naz…walau Abi punya keinginan-keinginan untuk masa depanmu namun Abi menyadari kalo Abi tidak punya hak untuk mengatur kelak kamu dewasa akan menjadi apa atau profesi apa yang sebaiknya kamu jalani nanti. Apapun itu Abi yakin kelak kamu akan bertanggung jawab memperjuangkan apa yang terbaik buat dirimu dan keluargamu.Begitu ya kan, Kak ? maafkan Abi kalau terkadang terlalu
memaksa…
aku baca tenggelamnya kapal van der wijck waktu masih sma bro
Kalo suka, aku ada satu link isinya kumpulan ebook sastra Indonesia lama
Sebenarnya sastra lama buat ngimbangi bacaan yg sekarang aja sih. Supaya vocab kosakata klasiknya ga perlahan menghilang.