Selasa, 16 November 2021

 DEAR KIDDOS

MAY 13, 2016

Dearest Kakak Naz, Bang Baran dan Dek Atha,

Abi mau rajin nulis-nulis lagi nih di blog ini aaahh. Setelah blognya mati suri sekian lama karena Abi kehilangan semangat nulis gegara kasus blognya didelete entah kenapa yang bikin Abi jadi kesal bukan kepalang. Tuh liat di pojokan sana sarang laba-labanya mulai berserak. Olala…

Kangen sangat menuliskan perkembangan kalian di sini. Merekam lewat kata semua kebandelan-kebandelan kalian, kepolosan, kenakalan dan kelucuan kalian yang membuat Abi selalu jadi belajar sangat banyak. Pengennya Abi nih ya… nulis di sini setidaknya sepekan sekali. Semuanya tentang kalian bertiga. Tentang tumbuh kembang kalian yang semakin hari semakin mencengangkan. Tentang celotehan-celotehan kalian yang seringnya membuat hati Abi menjadi hangat. Tentang kesenewenan Abi kalo kalian lagi demam tinggi. Tentu saja Abi juga pengen curhat di sini tentang kegemasan, kegelisahan dan kegusaran Abi ketika kalian sedang bandel, nakal atau sulit diatur. Yang tentu saja kadang-kadang membuat Abi jadi kesal, pengen marah, pengen menggerutu…pengen ngamuk-ngamuk kayak Kapten Haddock.

Duh… kalian bertiga memang paling lihai membuat kerutan di kening Abi makin bercabang, paling piawai menambah helai-helai uban di pelipis Abi tapi sekaligus juga paling juara dalam urusan membikin Abi senyum-senyum sendiri jika mengingat-ingat kekonyolan-kekonyolan kalian.

Singkatnya…bagaimanapun tingkah polah kalian, buat Abi kalian selalu menjadi anugerah terindah yang pernah Abi miliki, the apple of my eyes, a thousand splendid suns, you are my guiding star, my shining light… I love you babies. Eh…malah jadi ga singkat ya.

Dan semuanya berawal di bulan Mei…

                                                    552005 – 552016

Bulan Mei tak akan lepas dari anniversary pernikahan Abi dan Umi. Tahun ini 5 Mei 2016 usia pernikahan Abi dan Umi sudah berjalan 11 tahun. Tentunya penuh lika liku yang bisa jadi satu novel tersendiri kalo diceritakan. Ibarat masakan udah kayak garang asam gitu kira kira. Gurih, asem, manis, pedas dan garang !!! Grhhh….Tapi pastilah pencapaian termegah selama 11 tahun pernikahan ini adalah kalian, guys…!
Kalo ibarat masakan lagi, kalian itu kayak lontong medan, warna-warni dan macam-macam asesoriesnya yang bikin nagih buat disantap.

12 Mei…hari kelahiran si sulung, kakak Naz. Yeiii tahun ini Shahnaz 10 tahun.


Memiliki anak sulung perempuan yang kini berusia 10 tahun itu ngeri ngeri sedap rasanya.

Shahnaz…satu-satunya anak yang Abi saksikan langsung proses kelahirannya. Iya…Abi hadir langsung di ruang operasi 10 tahun lalu di RS Pasar Rebo Jakarta Timur hari Senin, 12 Mei 2006 jam 18.30. Begitu dikeluarkan dari belahan perut Umi langsung terlihat sesosok makhluk mungil berambut lebat, bersih, cantik tiada tara, dengan jeritan tangis pertama yang terdengar sangat merdu di telinga. Abi langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Serta merta terkoneksi secara lahir batin. That’s my baby, I deeply recognize her (soalnya hidungnya sama sama cengar). Gak akan tertukar dengan belasan bayi lain yang “ikut-ikutan” lahir di RS itu .




Si bayi itu sudah tumbuh jadi gadis besar sekarang. Sudah 10 tahun…amboiiii! Mewarisi kekeraskepalaan Abinya sekaligus kerumitan Uminya (atau sebaliknya?!)

Namun pula sarat keistimewaan yang perlu selalu dikelola.

Kakak Naz yang sekarang mengaku tomboi dan tidak suka berdandan. Mengklaim dirinya punya cubitan dahsyat yang bisa bikin nyeri luar biasa. Merasa ia mampu berlari paling cepat dibandingkan teman-temannya. Naz itu lebih suka beraktivitas yang dinamis – bergerak ke sana ke mari. Yang paling ia tidak suka jika disuruh Abi duduk lama di meja belajar menulis atau membaca buku pelajaran. Dia lebih senang belajar sambil tidur selonjoran di lantai. Meski demikian menurut Abi, walau agak ogah-ogahan belajar dan membaca buku tapi Naz itu cerdas, hafalan qurannya juga sudah lumayan banyak sekarang. Bagi Naz membaca buku pelajaran itu bukanlah aktivitas yang penting penting banget. Hal ini sering membuat Abi jadi kelimpungan.

Dearest Kak Naz…walau Abi punya keinginan-keinginan untuk masa depanmu namun Abi menyadari kalo Abi tidak punya hak untuk mengatur kelak kamu dewasa akan menjadi apa atau profesi apa yang sebaiknya kamu jalani nanti. Apapun itu Abi yakin kelak kamu akan bertanggung jawab memperjuangkan apa yang terbaik buat dirimu dan keluargamu.

Begitu ya kan, Kak ? maafkan Abi kalau terkadang terlalu memaksa…

 

Rabu, 18 Februari 2015

Best Movie Oscar Versi Smart


Perhelatan ajang Academy Award 2015 akan digelar sebentar lagi, 22 Februari 2015.
Tentu selalu mencuri perhatian bagi pemerhati film untuk melihat film-film apa saja yang berhasil menjadi nominasi sebagai film terbaik.
Dan tahun ini tak kurang 8 judul film akan bertarung memperebutkan hati para juri Academy untuk memboyong si patung berlapis emas Oscar.

Saya sudah menonton 7 film  dari 8 judul film yang dinominasikan sebagai film terbaik tahun ini dan 4 diantaranya merupakan  film biopic. Saya akan coba urai satu persatu review singkatnya, tentu sesuai dengan perspektif saya.


***

1. The Grand Budapest Hotel

Another Wes Anderson's movie, dengan ciri khas setting antah berantah, kali ini di benua Eropa di suatu daerah bernama Zubrowka sekitaran tahun 1968.
Diceritakan  menggunakan plot novel  bab demi bab tentang kisah seorang pemilik hotel Monsieur Gustave yang berjuang membersihkan namanya dari tuduhan pembunuhan atas seorang tamu hotel langganannya Madame D. dan sekaligus juga karena mencuri lukisan yang tak ternilai harganya.
Dengan support penuh dari seorang lobby boy kepercayaannya, Gustave melalui perjalanan panjang penuh intrik menghadapi seorang pembunuh bayaran berdarah dingin yang memburunya ke mana-mana.
Film ini disajikan dengan taburan aktor-aktor kawakan dengan nuansa komedi,  warna warna pastel yang memikat dan teknik pengambilan gambar yang unik khas Wes Anderson. Tidak terlalu istimewa dari sisi cerita tapi film ini digarap dengan sangat baik dan penuh detil yang mempesona.
2. Boyhood

Buah tangan dari sutradara Richard Linklater yang  tak tanggung-tanggung menghabiskan masa 12 tahun untuk memproduksi film ini. Ya...film ini mengisahkan perjalanan hidup seorang anak laki laki bernama Mason Evans sejak ia berumur 6 tahun hingga ia 17 tahun dan tamat SMA. Dan hebatnya si Mason Evans ini dan seluruh tokoh pendukung lainnya diperankan oleh orang-orang yang sama konsisten selama 12 tahun. Tentunya usaha yang luar biasa. Dalam durasi film ini kita akan melihat perjalanan kehidupan seorang anak manusia beserta orang-orang di sekitarnya layaknya sebuah film dokumenter namun sesungguhnya ini benar-benar sebuah film fiksi belaka dan tidak terjebak dalam alur dokumenter.  Meski menyadari cerita ini adalah fiksi namun kita dapat terbawa hingga merefleksikannya pada perjalanan proses menua / menuju kedewasaan dalam kehidupan kita sendiri. Tentunya tak luput dengan dialog-dialog filsafat khas Linklater yang sarat namun tidak membosankan.

3. Whiplash

Sangat mengasyikkan menyaksikan  jatuh bangun seorang anak muda pelajar sekolah musik yang ingin sekali menjadi musisi penabuh drum handal di bawah bimbingan seorang dosen musik yang killer luar biasa. Dua karakter keras kepala dan angkuh ini menjadi ensamble yang susah untuk dilupakan dalam jalinan drama  menguras emosi berlatar lingkungan sekolah musik. Sebuah ramuan cerita yang tidak biasa dan mengejutkan. Sayangnya akhir film ini dieksekusi dengan sedikit kurang  megah sehingga sentakannya menjadi agak tidak maksimal. Saya berharap ada keriuhan membahana di ujung film dengan komposisi Whiplash yang disajikan sangat megah. Namun untuk seorang sutradara muda dengan jam terbang yang belum seberapa, film ini merupakan pencapaian tingkat tinggi bagi Damien Chazelle, sang sutradara. Sayangnya, ia tak masuk nominasi best director tahun ini.

4. Birdman

Film black comedy super unik dari sutradara Meksiko Alejandro Gonzales Inarritu. Bertutur tentang seorang aktor gaek Riggan Thomson yang pada masanya sangat terkenal karena membintangi film superhero blockbuster berjudul Birdman. Namun karirnya meredup setelah ia memutuskan untuk tak melanjutkan sequel film itu lagi. Di masa tuanya Riggan mencoba membangkitkan karir aktingnya kembali dengan menjajal panggung Broadway. Film ini boleh dibilang paling unggul pada jajaran cast-nya yang tampil cemerlang. Semua karakter mendapat porsi yang pas dan tak ada cast yang tampil sia-sia. Meski cerita yang disuguhkan tidaklah terlalu istimewa, namun dengan karakter-karakter yang satir dan teknik pengambilan gambar yang unik luar biasa menjadikan film ini sangat dapat diperhitungkan untuk menjadi yang terbaik. Satu kelebihannya lagi adalah..sangat original. Tidak ada film-film  yang digarap mirip seperti film Birdman ini sebelumnya.

5. The Imitation Game

Buat saya, film ini yang paling bagus dari sisi cerita. Saya bisa masuk ke dalamnya dan merasa terlibat intens dengan  Alan Turing dkk dalam usaha mereka menciptakan mesin untuk memecahkan kode enigma di masa Perang Dunia II. Memang ada beberapa bagian cerita yang agak kurang perlu meskipun tidak sampai terlalu mengganggu fokus dan tensi cerita. Yang paling menonjol tentulah Benedict Cumberbatch yang berperan sebagai Alan Turing. Bisa dikatakan perannya di film ini merupakan pencapaian aktingnya yang paling gemilang sejauh ini. Walaupun agak susah menurut saya bagi film ini untuk melaju menjadi yang terbaik tahun ini di ajang Oscar karena nuansanya yang tidak Amerika dan isu homoseksualitas yang diusung mungkin akan mengganggu bagi sebagian orang.

6. The Theory of Everything

Film biopic kedua yang mendapat nominasi film terbaik tahun ini adalah film tentang Stephen Hawking, seorang pemikir astrofisika Inggris yang begitu membahana dengan bukunya A Brief History of Time. Film ini sebenarnya tidak istimewa jalan ceritanya. Hanya saja karena kita tahu bagaimana sosok seorang Stephen Hawking dengan penyakit yang dideritanya, kita pun dengan mudah hanyut dalam romansa dan perjuangan yang dialami hingga si tokoh utama menghasilkan suatu pemikiran dan karya yang fenomenal. Didukung pula dengan kualitas akting yang mumpuni dari kedua pemeran utamanya. Tapi bagi saya  film ini akan jauh lebih menarik jika porsi cerita bagaimana jatuh bangun Stephen Hawking dalam menghasilkan buku A Brief History tadi dibuat sedikit lebih banyak. Namun kenyataannya film ini memang lebih mengedepankan dinamika Stephen Hawking dan istrinya dalam mengarungi pasang surut kehidupan bahtera rumah tangga mereka. Demikian!
7. American Sniper

Inilah film biopic selanjutnya besutan aktor dan sutradara Clint Eastwood yang dinominasikan sebagai film terbaik Oscar 2015, kisah hidup seorang Chris Kyle seorang sniper Amerika handal yang diutus ke Irak pasca tragedi 9-11 untuk memburu salah satu prajurit Al Qaeda paling dicari saat itu. Pergulatan emosi seorang penembak jitu ketika harus membunuhi orang-orang yang dianggap berbahaya dengan senapannya tanpa perduli jenis kelamin dan usia dapat disampaikan dengan sangat baik dalam film ini. Bradley Cooper sebagai pemeran Chris Kyle juga cukup pas dalam aktingnya kali ini. Ia mampu memerankan seorang prajurit yang konsisten pada tugas militernya namun di sisi lain juga memiliki rasa kemanusiaan dan cinta. Buat saya yang sebelumnya tidak mengenal sosok Chris Kyle agak terganggu dengan cara film ini berakhir karena menjadi tidak jelas bagaimana si penembak jitu kebanggaan Amerika itu berakhir hidupnya dalam usia yang masih relatif muda dan justru bukan dalam tugas di medan perang.

8. Selma

Film biopic terakhir adalah biografi Martin Luther King, pejuang kulit hitam dari Amerika. Oo... tapi Oprah...mohon maaf saya belum nonton film ini. Jadi saya belum bisa berkomentar apa-apa.

***


Baiklah, tanpa mengurangi rasa hormat pada Selma dan Martin Luther King, ke-7 film nominasi lainnya memiliki keunggulannya masing-masing. Saya pikir academy tahun ini akan bosan dengan Clint Eastwood karena sudah 2 kali filmnya meraih tempat terbaik di tahun 1992 dan 2004. Jadi harusnya American Sniper yang sangat Amerika dan sangat Box Office itu tidak akan lolos ke puncak terbaik di tahun ini. Birdman, Grand Budapest dan Whiplash sungguhlah ketiga film yang unik dan menawan hati. Adapun Imitation Game dan Theory of Everything keduanya juga sangat menyentuh hati. Tapi sepertinya film dengan rekor produksi 12 tahun dan kisah coming age yang asam-asam manis seperti Boyhood lah yang akan memenangkan hati para juri di academy. Ya...prediksi saya Boyhood akan menjadi film Oscar terbaik tahun 2015 ini.

#tabuh genderang....

Kita lihat saja nanti...

Kamis, 16 Januari 2014

30 Day Book Challenge #Day 16 : Favorite Love Story

Ada sebuah kisah cinta yang paling kena di hati saya dari sekian banyak buku atau novel  yang pernah  sayabaca. Kisah cinta klasik berupa roman religi dalam buku yang satu ini…
Judul Buku : Di Bawah Lindungan Ka’bah
Penulis : Haji Abdul  Malik Karim Amrullah (HAMKA)
Penerbit : PT. Bulan Bintang – Jakarta, 1988
Cetakan ke-18, 64 halaman.
Kisah kasih tak sampai yang memilukan hati antara Hamid dan Zaenab dengan latar Tanah Minang dan Mekkah di era tahun 1920-an. Buku ini merupakan karya paling fenomenal buah tangan seorang HAMKA, salah satu pujangga Angkatan Balai Pustaka.
Berkisah tentang Hamid anak seorang janda miskin yang pendidikannya dibiayai oleh tetangganya yang kaya raya dan dermawan, Haji Ja’far. Sedari kecil Hamid bersahabat dengan Zaenab, putri semata wayang Haji Ja’far. Dengan berjalannya waktu tumbuh benih-benih saling cinta yang begitu hebatnya di antara Hamid dan Zaenab.  Namun rasa saling mencinta ini terkendala kesenjangan status sosial dan adat istiadat yang berlaku.
Akhirnya Hamid berkelana dan menuntut ilmu agama hingga ke Mekkah melepas rasa cintanya yang mendalam, tanpa kabar. Dan Zaenab dengan setia menanti cinta Hamid di kampung halaman. Hingga keduanya menjemput ajal dalam usia muda, cinta mereka tak kunjung kesampaian.
Klise ???!!!
Namun karena novella ini merupakan karya sastra lama dan sarat dengan kosakata Indonesia klasik,  ramai dengan kalimat-kalimat bersayap bergaya bahasa asosiasi, hiperbolis dan personifikasi, jadilah kisah ini sebuah karya abadi  tak lekang oleh zaman. Inilah cikal bakal karya sastra religi yang kemudian booming kembali di era 2000-an.
Novel yang tipis-tipis saja. Sebenarnya pun konflik yang terjadi antara Hamid dan Zaenab tidak terlalu luar biasa. Tidak pula dilengkapi dengan hadirnya karakter antagonis yang umumnya menjadi daya tarik dalam sebuah cerita. Namun cara HAMKA dalam mengisahkan rasa cinta yang mendalam namun tak terungkap dalam hati Hamid dan Zaenab, begitu berhasil mengaduk-aduk perasaan.
Pada Bab 5 “Seperuntungan” dikisahkan bagaimana saat-saat menjelang ajal Ibunda Hamid berwasiat kepada putranya untuk memadamkan api cintanya kepada Zaenab. Karena Ibunya yakin sekali, walaupun Zaenab membalas cinta Hamid namun tentu akan terkendala oleh mupakat kaum kerabat. Ibunda Hamid tak mau putranya itu akan putus asa, malu hingga melarat jiwa karena cinta yang tak bisa disatukan.
…”Hapuskanlah perasaan itu dari hatimu, jangan ditimbul-timbulkan juga. Engkau tentu memikirkan juga, bahwa emas tak setara dengan loyang, sutera tak sebangsa dengan benang.”
Lalu pada Bab 6 “Tegak dan Runtuh”,  Hamid diminta tolong oleh Ibunya Zaenab  untuk melunakkan hati dan membujuk Zaenab agar mau menikah dengan anak seorang kerabat dekat. Tak terperi hati membayangkan bagaimana perasaan hati Hamid dan Zaenab manakala pembicaraan itu terjadi.
…”Sekarang, karena memikirkan kemuslihatan rumah tangga dan memikirkan hati ibumu, pada hal hanya dia sendiri lagi yang dapat engkau khidmati, ia berkehendak supaya engkau mau dipersuamikan . . . dipersuamikan dengan . . . kemenakan ayahmu.”…
Membayangkan apabila adegan-adegan dalam novel tersebut diekranisasi menjadi adegan sinematik,  saya yakin bisa menghasilkan film berkualitas tinggi. Namun sebaliknya akan hancur lebur tak berhasil jika yang berperan sebagai Hamid dan Zaenab adalah aktor-aktris  kacangan tanpa bakat cemerlang. Atau didirect oleh  sutradara tanpa idealisme mendalam. Maka segala rasa dan pikiran yang ingin dicurahkan oleh seorang HAMKA melalui karya sastranya pasti akan hancur berantakan tak tersampaikan.
Categories: Buku | Tags:  | 13 Komentar

Navigasi tulisan

  1. potrehkoneng
    Filmnya kayak sinetron ini mas :(
  2. pada masa itu tema “kasih tak sampai” sepertinya mendominasi roman Indonesia. Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck menurut ente bagaimana, bro?
  3. sepertinya harus begitu. sastra klasik mesti menghiasi rak buku kita.
    aku baca tenggelamnya kapal van der wijck waktu masih sma bro :)
    • Aku di SMP justru yang diwajibkan baca roman Balai Pustaka. Siti Nurbaya, Azab dan Sengsara, Salah Asuhan dll. Kalo di SMA udah lebih banyak disuruh nulis daripada baca.
      • tidak diwajibkan pun pasti akan terbaca karena koleksi perpustakaan terbatas. jadi apapun buku yang ada di situ lama2 pasti terbaca karena tidak ada pilihan :D
  4. Bi, suka baca ebook ndak?
    Kalo suka, aku ada satu link isinya kumpulan ebook sastra Indonesia lama :)
    • Udah mulai aktif WPnya Bu Dan…
      Sebenarnya sastra lama buat ngimbangi bacaan yg sekarang aja sih. Supaya vocab kosakata klasiknya ga perlahan menghilang.
      Boleh Dan kalo ada linknya….thanks!

Rabu, 15 Januari 2014

30 Day Book Challenge #Day 15 : Favorite Quote

Melanjutkan kembali project Tantangan Buku 30 Hari. Sudah separuh perjalanan.
Untuk hari ke 15 temanya adalah “Favorite Quote from  a Book”.
Kutipan favorit saya terdapat dalam buku  yang berikut ini :
Judul : Sang Pemimpi
Penulis : Andrea Hirata
Penerbit : Bentang, Yogyakarta 2006
292 halaman.
Dalam salah satu bab di buku tersebut, tepatnya pada Mozaik ke 12 yang bertajuk “Sungai Lenggang”…merupakan salah satu bab favorit saya. Karena membaca beberapa kutipan dalam bab ini selalu mampu menghangatkan hati saya, membuat mata menjadi berkaca-kaca sekaligus mengobarkan semangat menjadi menyala-nyala.
Diceritakan Ikal sudah berumur 18 tahun dan akan segera menamatkan sekolah SMA di Belitong. Ikal didera rasa pesimis yang luar biasa karena merasa tak akan punya peluang untuk meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Rasa pesimis itu bagai racun mendepaknya dari jajaran garda depan siswa berprestasi. Nilai rapornya turun drastis.
Pak Mustar, salah seorang guru SMA lantas memanggilnya dan mencoba menggugah kembali semangat Ikal. Kata-kata Pak Mustar kepada Ikal begitu tajam tertoreh ke dalam benak Abi.
Mengapa kau berhenti bercita-cita, Bujang? Pahamkah Engkau, berhenti bercita-cita adalah tragedi terbesar dalam hidup manusia?”
Dalam bab ini diceritakan pula bagaimana geramnya Arai kepada Ikal karena telah mempersembahkan hasil rapor yang buruk kepada ayahnya.
“Biar kau tahu, Kal, orang seperti kita tak punya apa-apa kecuali semangat dan mimpi-mimpi, dan kita akan bertempur habis-habisan demi mimpi-mimpi itu !! Tanpa mimpi orang seperti kita akan mati…
Kalimat Arai ini benar-benar berhasil menghunjam ke ulu hati.
Lalu…pada potongan terakhir bab ini, dimana Ikal menyadari betapa ia telah mengecewakan ayahnya namun ayahnya tak sedikitpun menunjukkan rasa kecewa itu padanya. Sang ayah tetap memberikan sebuah senyum lembut penuh kebanggaan. Ikal mengejar ayahnya dan ia membonceng ayahnya naik sepeda.  Tangan kuli ayahnya yang tua dan kasar memeluk pinggang Ikal dari belakang.
Ikal membatin…Ayahku yang pendiam : Ayah juara satu seluruh dunia.
Olala…saya ingin jadi “ayah juara satu seluruh dunia”…bagi Naz dan Baran dan Athaya !!!
Categories: Buku | Tags:  | 7 Komentar

Navigasi tulisan

  1. potrehkoneng
    ameen….
  2. Salah satu buku yang suatu kala nanti ingin saya baca ulang :)